Montag, September 25, 2006
Camping Day 2



Sayang sekali kenikmatan bersepeda kami terganggu dengan hujan yang tiba-tiba datang dan rem sepedaku yang putus. Maklum sepeda tua dan second hand dari pasar loak yang kami beli

Sambil menunggu makan siang siap, kita berandai-andai kalau kita punya anak, tipe liburan seperti ini yang kita inginkan. Pertama, karena family friendly. Anak-anak bisa berlari-lari dan bermain di alam bebas. Bandingkan dengan bila kita berlibur dan menginap di hotel.Dan di Eropa terutama di Jerman masih banyak orang yang tidak suka dengan keributan yang ditimbulkan oleh anak-anak.Kedua, karena pocket friendly alias jauh lebih murah. Di Eropa kebanyakan kamar hotel dicharge per-orang, bukan per kamar seperti di Indonesia.Jangankan tidur di hotel, di youth hostel pun kita harus membayar relatif lebih banyak. Dan di camping park kita pun bisa masak sendiri.
Apabila kita tidak mempunyai caravan, menggunakan tendapun hampir sama menyenangkannya. Apalagi di Jerman tersedia tenda-tenda dengan berbagai ukuran dan model dengan harga yang cukup murah bila membeli pada saat toko-toko mengadakan discount akhir musim. Entahlah apa di Indonesia juga ada model-model tenda yang funky karena terus terang saya kurang mengikuti perkembangan sejak tahun 1995. Aku pribadi ingin sekali membeli tenda bentuk iglo besar dan punya dua ruangan tidur di sayap kiri dan kanan, sedang bagian tengah bercelah untuk ruang duduk.Keren banget. Masalahnya tenda itu untuk 4 orang, jadi aneh juga kan kalau beli sekarang.
Sehabis makan siang kita pergi ke Xotus, toko Asia yang sangat lengkap dibandingkan dengan toko Asia di Düsseldorf.Dari kelapamuda sampai duren ada disana.
Kami berencana setelah belanja dan makan siang yang kedua di resto Indonesia di Xotus (maklum hari ini kan munggahan), kita berniat mengunjung Irma sepupuku dan suaminya Rizal di Denhaag.Rizal bekerja di kedutaan Indonesia dan telah ditempatkan selama 2 tahun di negara kincir angin ini.
Eh,taunya selagi Arnulf mengambil troli, dia kebetulan bertemu dengan Irma dan Rizal. Belanda memang kecil, tidak bisa dibandingkan dengan Indonesia. Mereka baru selesai berbelanja. Dan surprise melihat kita karena kita sih bilangnya mau datang hari minggu.

Irma saat ini tengah hamil 7 bulan dan sekarang terlihat sudah menampakkan kehamilannya (sirik mode on).Saat kehamilan 6 bulan belum begitu terlihat kalau ia sedang hamil.
Rencana kita malam ini pergi ke pasar malam (Irma da Rizal diundang untuk datang kesana) lalu pergi taraweh di mesjid KBRI Denhaag. Ternyata Irma dan Rizal salah menginterpretasikan undangan tersebut.Bukan pasar malam, tetapi party, waks.... .Orang lain pergi tarawehan, kok kita malah kesasar di party sih. Lagian musiknya ribut banget.Setelah berhasil melarikan diri dari tempat itu, telinga masih berbunyi nging... . Sayangnya kita terlambat sehingga tidak bisa ikut tarawehan. Merasa bersalah bukan main. Kapan lagi bisa ikut tarawih dengan ceramah yang bisa dimengerti. Di mesjid2 Duesseldorf bahasa yang digunakan adalah bahasa Arab di mesjid Arab atau bahasa Turki di mesjid Turki. Bhwa….. nyesel….